Translate

Minggu, 31 Maret 2013

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yang sedang membaca koran...
“ ayah-ayah” kata sang anak...
“ada apa?” tanya sang ayah
“aku capek ayah, sangat capek... aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedangkan temanku bisa dapat nilai bagus dengan mencontek”... Aku mau mencontek saja! Aku capek... sangat capek.
Aku capekkarena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!!! Aku capek, sangat capek ayah...
Aku capek karena aku harus terus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung... aku ingin jajan terus ayah...
Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang teman-temanku seenaknya saja berbicara sampai aku sakit hati...
Aku capek, sangat capek, karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati sedang teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku...
Aku capek ayah, sangat capek menahan diri,.. aku ingin seperti mereka... Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah! Sang anakpun mulai menangis..

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya, Sambil berkata “anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukan sesuatu kepadamu” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang... Lalu sang anakpun mulai mengeluh” ayah, kita mau kemana?” Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena banyak ilalang... Aku benci jalan ini ayah! Sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang...

“Wah...” Tempat apa ini ayah? Aku suka, aku suka tempat ini! Sang ayah pun hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
Kemarilah anakku, ayo duduk disamping ayah “ujar sang ayah” lalu sang anakpun ikut duduk disamping ayahnya.
Anakku, taukah kau mengapa disini begitu sepi? Padahal tempat ini bagitu indah...?
Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?
Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga disini, tetapi mereka tidak mau bersabar dalam menyusuri jalan itu. “ooh.. berarti kita ini termasuk orang yang sabar ya ayah? Alhamdulillah “jawab sang ayah”
Nah, kau mengerti bukan?
Mengerti apa ayah? Aku tak mengerti...

Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikkan agar kita mendapat kemenangan. Seperti jalan tadi... bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar saat melewati ilalang dan kau harus sabar saat dikelilingi serangga... dan akhirnya semua terbayar bukan? Ada telaga yang sangat indah... Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa-apa anakku...
Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar...

Ayah tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kamu tetap kuat... Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada disampingmu agar saat ka jatuh, kami bisa mengangkatmu , tapi ingatlah anaku... ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti kau harus bisa berdiri sendiri... jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain jadilah dirimu sendiri...
Seorang pemuda muslim yang kuat, akan tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya...
Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan berhenti dan pulang..
Maka kau tahu akhirnya bukan?
Ya ayah, aku tahu
Aku akan dapati surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini..
Sekarang aku mengerti... terimakasih ayah, “aku akan tegar saat yang lain terlempar...”
Sang ayahpun hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya...

12 komentar:

  1. iya butuh kesabaran untuk mendapatkan kemenangan

    BalasHapus
  2. jadi sedih dengernya.. merinding

    BalasHapus
  3. bagussssssssss.............

    BalasHapus
  4. Sangat...sangat... Ich...wawWwWw...

    BalasHapus
  5. setiap diri dari kita terlahir sebagai pemenang..namun tak semuanya bisa mempertahankan kemenangan itu..kemenangan sesungguhnya adalah melawan diri kita sendiri..

    BalasHapus
  6. kasabaran membawa kita pada kemenangan sejati... :) thanks to coment

    BalasHapus